6 Tips Mulai Berkarya di Dunia Literasi dalam Rangka Hari Literasi Internasional

Post a Comment
6-tips-mulai-berkarya-di-dunia-literasi-dalam-rangka-Hari-Literasi-Internasional


Aloha Sobat Sajian Kira :D! Hari ini uda berapa banyak lembar buku yang dibaca? Atau berapa banyak buku yang sudah tamat dibaca sampai habis di bulan ini? Atau sudah berapa karya yang dilahirkan dalam beberapa waktu belakang ini?

Sebarap banyak yang telah sobat Sajian Kira kerahkan untuk membaca, kami ucapkan terima kasih :D. Hal ini mengindikasikan bahwa sobat Sajian Kira telah membantu pemerintah bahkan dunia dalam menggalakkan gemar berliterasi. 

Nah, melalui artikel kali ini, kami akan memberikan tips mulai berkarya di dunia literasi dalam rangka Hari Literasi Internasional yang harapannya selain membaca kita juga bisa mengajak orang lain untuk membuat sebuah karya :D.

1. Sepintas tentang Hari Literasi Internasional

Awal mulanya terjadi setelah Konferensi Dunia Menteri Pendidikan untuk Pemberantasan Buta Aksara yang diadakan di Teheran, Iran pada 8 September 1965. Pemerintah Republik Iran sebagai tuan rumah waktu itu mengusulkan pada UNESCO agar memberikan hadiah literasi internasional kepada mereka yang telah berjasa memberantas buta huruf.

Sejak saat itu, UNESCO juga menetapkan tanggal tersebut, 8 September sebagai Hari Literasi Internasional yang tiap tahunnya juga dirayakan.

Penghargaan pertama yang diberikan dari UNESO adalah penghargaan The Mohammad Reza Pahlevi. Penghargaan ini telah diberikan kepada lebih dari 495 kontributor literasi yang tersebar di seluruh penjuru dunia baik yang berasal dari pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat.

Penghargaan lain adalah The Nadezhda K. Krupskaya dari tahun 1970-1991 dan Penghargan Literasi Iraq tahun 1989-1991.

Selanjutnya ada pula The International Reading Association Literacy Award, dibuat pada 1979 oleh International Reading Association, sebuah organisasi non-pemerintah.

Kemudian ada The Noma Literasi Prize diciptakan pada tahun 1980 oleh almarhum Shoichi Noma, Presiden Penerbit Kodansha Ltd.

Tahun 1989, The King Sejong Literacy Prizes dibuat Pemerintah Republik Korea untuk mengenang King Sejong yang lebih dari 500 tahun yang lalu menemukan abjad Korea yang kini menjadi bahasa ibu mereka.

The Malcolm Adiseshiah Internasional Literasi Prize diciptakan pada tahun 1998 oleh Pemerintah India untuk mengenang kematian Malcolm Adiseshiah, mantan Deputi Direktur Jenderal UNESCO dan Ketua International Literacy Prize Jury.

Sedangkan penghargaan Konfusius UNESCO untuk literasi didirikan pertama kali pada 2005 dengan dukungan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok. Pertimbangannya adalah khusus untuk melek huruf bagi orang dewasa di lingkungan pedesaan, remaja putus sekolah, dan perempuan.

Tiap tahunnya UNESCO mengusung tema untuk merayakan hari ini. Nah pada tahun 2021 ini, UNESCO mengusung tema "Literacy for a human-centered recovery: Narrowing the digital divide" atau Literasi untuk pemulihan yang berpusat pada manusia: Mempersempit kesenjangan digital.

Mengutip situs resmi Kemdikbud, tema tersebut menjadi bentuk harapan agar program pendidikan keaksaraan bisa menjadi lebih adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Khususnya yang berkenaan dengan pergeseran paradigma pembelajaran.

Perayaan ini juga menjadi wujud komitmen Indonesia dalam pengentasan buta aksara dan melaksanakan komitmen internasional yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB.

Peringatan Hari Aksara Internasional ke-56 di Nusantara diramaikan dengan berbagai acara, di antaranya Apresiasi Pendidikan Keaksaraan, Festival Literasi Indonesia, Taklimat Media, Festival Pendidikan Kesetaraan, dan Gelar Wicara.

Literasi sendiri memiliki definisi yakni kemampuan menulis dan membaca sehingga pribadi tersebut memiliki bekal informasi yang akan berguna kelak di kemudian hari.

Dunia literasi itu sesungguhnya luas lho. Kalau kami biasanya membagi menjadi 5 jenis yang terdiri dari :

a. Literasi Media

Merupakan suatu kemampuan seseorang dalam memahami berbagai bentuk media. Ia juga harus mampu menyerap dengan baik berbagai informasi yang disampaikan dari media. Lalu harus memilahnya dengan bijak mana yang baik dan buruk untuk dibagi pada khalayak.

b. Literasi Dasar

Literasi dasar berarti kemampuan dasar seperti membaca, menulis, mendengarkan, dan juga berhitung. Nah, tujuannya untuk mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam aspek membaca, menulis, berhitung, dan juga berkomunikasi dengan dengan sesama.

c. Literasi Teknologi

Literasi teknologi adalah suatu kemampuan dalam mengetahui sekaligus memahami hal-hal yang berhubungan dengan teknologi, seperti software dan hardware. Selain itu juga perlu memahami etika dalam penggunaan teknologi.

d. Literasi Perpustakaan

Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami dan membedakan karya tulis yang berbentuk fiksi maupun non-fiksi. Lalu perlu juga memahami etika dalam dunia kepenulisan seperti menyematkan sumber tulisan sebagai bentuk penghargaan pada si pembuat awal.

e. Literasi Visual

Literasi visual adalah pemahaman yang lebih dalam menginterpretasi dan menangkap suatu makna dari informasi yang berbentuk visual atau gambar. Literasi visual ada, karena muncul pemikiran bahwa sebuah gambar itu dapat dibaca. Bahkan ada ungkapan ‘cause visual speak louder’ yang mengindikasikan bahwa visual yang sederhana pun mampu memberikan kesan dan pesan yang optimal meski tanpa perlu tulisan panjang.

2. 6 Tips Mulai Berkarya di Dunia Literasi

6-tips-mulai-berkarya-di-dunia-literasi


Setelah mengetahui tentang sepintas Hari Literasi Internasional beserta penggolongan jenis literasinya, sekarang kami akan memberikan sedikit tips memulai berkarya di dunia literasi yang mungkin akan membantu sobat untuk memulai langkahnya.

a. Siapkan niat, luruskan tekad

Ketika sudah memutuskan untuk menyelami satu dunia bernama literasi dengan beragam jenisnya, dibutuhkan tingkat fokus yang mumpuni. Jika sudah diniatkan untuk masuk ke rumah bernama literasi, ada baiknya untuk tetap di sana sampai menemukan apakah passionnya di dalam sana atau bukan. Jika iya tinggal bulatkan tekad agar tidak tergoyah, tetap istiqomah.

b. Mulai aja dulu dengan hal yang disukai

Misal memulai dengan membaca buku yang disukai, genre yang paling ingin dibaca. Bisa juga menjadi ketagihan untuk memperdalam genrenya. Lalu memulai mencoba membuat tulisan sendiri. Tidak apa, mulai tulis aja dulu apa yang melintas di otak baru swasunting atau self editing sebisanya. Bisa juga coba di upload di media tulis yang sekarang banyak jenisnya misal post di media sosial atau platform menulis.
quote-literasi



c. Bergabung dengan komunitas

Di dalam komunitas yang sama, pasti akan merasa banyak teman yang senasib sepenanggulangan. Tentunya hal ini akan menjadi pemicu semangat untuk terus berkarya.
Berkumpul dengan beragam komunitas tentunya akan semakin banyak mendapat ilmu. Dengan bergabung ke sebuah komunitas juga menjadi penarik aura positif karena membangun silaturahmi meski awalnya tidak saling kenal.

d. Konsisten

Tak apa pelan tapi pastikan tetap jalan. Hanya orang-orang yang konsisten yang bisa sampai ke tujuan. Komitmen untuk tetap berjalan di jalan yang sudah dipilih juga menunjukkan bahwa memegang teguh apa yang sudah diniatkan dari awal. Susah memang, tapi bukan berarti tidak bisa. Jadi, ayo semangat lagi :D!

quote-literasi


e. Challenge diri

Usahakan untuk sering mengikuti tantangan dari banyak platform atau komunitas. Hal ini akan membantu mempercepat perkembangan ilmu kita. Hal ini juga bisa digunakan sebagai tolak ukur sampai mana kita paham mengenai literasi yang kita serap tempo hari. Berlatih terus dan ikuti setiap tantangan. Meski lelah tetap percaya bahwa suatu saat pasti semua terbayar sudah.

f. Jangan lupa berbagi

Ingat, manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa tinggal sendiri. Oleh karenanya biasakan untuk selalu berbagi sekecil apa pun itu. Ilmu yang baik adalah yang bermanfaat juga untuk orang lain, dibagi dengan bijak pada sesama.

3. Penutup

Meski ulasan tips mulai berkarya ini lebih singkat ketimbang ulasan Hari Literasi Internasionalnya, semoga tidak mengurangi esensi dari perayaan hari ini. Semoga momentum UNESCO mengangkat tema Literacy for a human-centered recovery: Narrowing the digital divide mampu diesekusi oleh banyak pihak. Sehingga harapannya bukan hanya karya-karya keren dan berhasil yang tercipta saat momen ini digaungkan, tapi juga mampu mengurangi angka buta aksara yang masih menyilimuti dunia.

Hasil besar selalu diawali oleh langkah kecil. Jadi, 6 tips mulai berkarya di dunia literasi dalam rangka Hari Literasi Internasional ini semoga cukup membantu untuk membuka mata para penggiat literasi dan calon penggiat literasi ya :D.


Sumber :
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-literasi
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5527159/6-jenis-literasi-yang-perlu-dikuasai-mahasiswa
https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Literasi_Internasional
https://kumparan.com/berita-hari-ini/sejarah-hari-aksara-internasional-yang-diperingati-setiap-8-september-1wTbSW8Odns/3
https://utaratimes.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-1192497570/sejarah-hari-aksara-internasional-2021-pada-8-september-krusial-dalam-meningkatkan-kesadaran-literasi
https://www.phiradio.net/peringatan-hari-aksara-internasional-8-september-2021/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/makna-hari-aksara-internasional-8-september-dan-tema-yang-diangkat-di-2021-1wUKXh11wxw/full
https://www.merdeka.com/jabar/peristiwa-8-september-memperingati-hari-literasi-internasional-begini-sejarahnya-kln.html?page=4 



Note : Terima kasih telah menyempatkan membaca hingga akhir. Silakan jika ingin membagi isinya dan mohon disertakan sumbernya.
Sajian Kira
Ashry Kartika | Penulis Lepas di beragam proyek

Related Posts

Post a Comment