Destinasi Wisata Curug dan Kuliner Olahan Singkong Bruno

16 comments
Wisata-Curug-dan-Kuliner-Olahan-Singkong-Bruno



Pandemi bikin gigit jari karena batal traveling atau sekadar wisata religi? Don't worry karena Sajian Kira akan ajak sobat semua untuk jalan-jalan virtual ke wisata curug dan kuliner olahan singkong Bruno ! 

Let’s go :D!

Bruno merupakan salah satu kecamatan yang ada di Purworejo dengan nama yang diambil dari akronim kalimat berbahasa Jawa, “Buronane Ora Ono”, yang berarti, “Buruannya tidak ada”. 

Menurut sumber penduduk lokal, akronim tersebut di dapat pada zaman dulu, ketika tentara Pangeran Diponegoro yang dikejar tentara Belanda masuk ke daerah ini. Daerah ini awalnya hanya pegunungan dengan bukit-bukit tinggi dan tebing curam serta dihiasi vegetasi khas hutan tropis, pepohonan pinus salah satunya yang tumbuh rimbun.

Tak heran banyak ditemukan air terjun yang indah di balik pegunungan ini meski harus melewati  beberapa akses yang tidak mudah. Nah, ini yang menjadikan pihak Pemerintah Kabupaten Purworejo serius menggarap potensi alamnya sebagai salah satu daya tarik wisata.
 

1. Sekilas tentang Purworejo


alun-alun-Kabupaten-Purworejo


Kabupaten Purworejo ini terletak di Provinsi Jawa Tengah, salah satu kabupaten di Pulau Jawa dengan segudang harta karun wisata dan kuliner tersembunyi.

Batas-batas geografisnya :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang (masih dalam satu provinsi),
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta),
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia,
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kebumen (masih dalam satu provinsi yang sama).

Peta-Kabupaten-Purworejo



2. Wisata Curug dan Kuliner Olahan Singkong Bruno


Ada banyak kecamatan di Purworejo sebagai penyumbang pemasukan asli daerahnya. Kali ini Sajian Kira akan mengulas tentang salah satunya dulu yakni Kecamatan Bruno. Untuk yang lain akan di up secara terpisah besok ya :D! 

a. Air Terjun Muncar


curug-Muncar-Bruno


Penduduk lokal biasa menyebut air terjun dengan nama curug, lebih singkat dan maknanya sama.  Muncar sendiri memiliki makna bahwa airnya yang mengucur tumpah ruah atau dalam bahasa lokal disebut muncar-muncar. 
Suasananya asri dan suhunya cenderung dingin karena terletak di daerah perbukitan dan diampit hutan. Ketinggian air terjunya kurang lebih 90 meter.

Lokasi : di perbatasan Purworejo dengan Wonosobo, tepatnya di Kalibang, Desa Kaliwungu, Kecamatan Bruno, Kabuputen Purworejo. Jarak dari pusat kota ke lokasi sekitar 36 kilometer. 
Trek : jalan menuju lokasi berkelok dengan tebing dan jurang di sisinya. Namun, tenang saja, jalannya sudah aspal dan layak dilewati meski dengan roda empat bahkan truk sekalipun. Hanya untuk ke titik lokasi curug tetap harus berjalan kaki melewati batu terjal ya :D!  
Harga tiket masuk : sekitar Rp 5.000,- (harga sebelum pandemi) untuk retribusi dan akan diminta uang untuk parkir juga sebesar Rp 2.000,-.
Fasilitas : parkir, musholla, toilet umum, warung-warung kecil, gazebo.

b. Air Terjun Gunung Putri


curug-Gunung-Putri-Bruno



Curug Gunung Putri ini terletak di Desa Cepedak. Diberi nama ini karena legenda seorang putri zaman Pangeran Diponegoro yang katanya buruk rupa karena belum ada yang meminangnya di kala teman-temannya sudah menikah. Putri tersebut mengasingkan diri di goa lantas menutup diri. Lambat laun ia berubah seirama aliran air yang sejuk mengalir dari ketinggian dan berubah menjadi cantik jelita.

Lokasi : sekitar 20 kilometer dari pusat kota Purworejo, tepatnya di Desa Cepedak, Kecamatan Bruno.
Trek : Karena lokasinya terpencil, maka hanya bisa dilalui oleh kendaraan motor saja dan tentunya berjalan kaki menuju pusat air terjun. Sayangnya di air terjun ini tidak bisa bermain air atau mandi karena debit airnya kecil. Namun, ketinggian curugnya terbilang cukup tinggi juga.
Harga tiket masuk : sekitar Rp 5.000,- (harga sebelum pandemi) untuk retribusi dan akan diminta uang untuk parkir juga sebesar Rp 2.000,-.
Fasilitas : parkir, warung-warung kecil, gazebo.

c. Air Terjun Kyai Kate


curug-Kyai-Kate-Bruno



Curug Kyai Kate ini terletak di Kemplung, Desa Gunung Condong.  Tinggi curug ini sekitar 25 meter. Curug ini diampit oleh dua bukit yakni Bukit Watukuwuk dan Bukit Munggangsari. Oleh karenanya debit air lebih deras dari lainnya dan kata penduduk lokal airnya tetap stabil meski kemarau. Namun, menjadi hal berbahaya jika berkunjung di saat hujan karena debit air pasti lebih besar. 

Kebaradaan curug ini tak lepas dari sesepuh di sana yang menjadi tokoh setempat bernama Kyai Kate. Legendanya adalah tempat ini sebagai tempat bertapa di bagian bawahnya. Sang kyai dengan fisik yang pendek maka disebut kate. Bertapalah ia di sana tapi sayangnya tak juga kembali bahkan penduduk lokal pun tak mengetahui lagi kelanjutan legenda ini apakah masih hidup atau kemana.

Trek : akses sudah bisa dilalui kendaraan bermotor dan lokasinya tak jauh dari jalan raya. 
Harga tiket masuk : Rp 8.000 (harga sebelum pandemi).
Fasilitas : parkir, gazebo, bisa bermain air di sekitar curug karena ada kolam-kolam kecil.

d. Puncak Khayangan Sigendol



puncak-khayangan-Sigendol-Bruno



salah-satu-spot-puncak-khayangan-Sigendol-Bruno


salah-satu-spot-puncak-khayangan-Sigendol-Bruno



Merupakan objek wisata baru di Purworejo, lokasi tepatnya ada di Desa Giyombong. Disebut sebagai khayangan karena lokasinya berada di perbukitan dengan ketinggan 1000 meter di atas permukaan laut.  Dari puncak juga bisa menikmati wahana lain seperti yang disediakan di bagian Bukit Patihan, Sendang Bidadari, Puncak Memeyan, Tebing Matahari, Prau Jomblang Anom, Rumah Gadang, area perkemahan Golden Sunrise, dan hutan bambu.

Trek : akses sudah bisa menggunakan roda empat tapi disarankan tetap berhati-hati dan waspada karena jalanan berkelok dan sempit menukik. Dari pusat kota sekitar 30 kilometer.
Harga tiket masuk : retribusi Rp 5.000,- dan parkir Rp 2.000,-
Fasilitas : banyak spot foto menarik dan unik, musholla, parkir, toilet umum, warung kuliner, gazebo

Setelah puas berjalan-jalan di wisata alamnya, bisa banget nyoba destinasi kulinernya :D!
Selain unik olahannya juga bisa digunakan sebagai oleh-oleh kerabat dekat :D!


Berikut kuliner yang bisa ditemui saat berkunjung di Bruno :

a. Arum Manis

Olahan yang dimiliki oleh Bu Yumaroh ini berlokasi di Desa Brondong RT. 001/RW. 001 Kecamatan Bruno. Bentuknya menyerupai rambut nenek dengan diampit dua wafer warna warni. 
Bisa ditemukan produknya ketika berkunjung ke sana atau saat ada expo kuliner daerah.

arum-manis-jadul-Bruno




b. Kopi Gunung Condong

Olahan yang dimiliki oleh Pak Nur Widodo ini berlokasi di Gunung Condong, Bruno. Kopi ini berbahan dasar kopi robusta yang sudah diolah menjadi bubuk kopi yang khas dari Gunung Condong.
Bisa ditemukan produknya dengan berkunjung ke lokasi atau di beberapa akun e-commerce. Harga per kemasan 100 gram sekitar Rp 20.000.

kopi-Gunung-Condong-Bruno



c. Kopi La Rempah

Olahan yang dimiliki oleh Bu Khusnul Khotimah ini berlokasi di Brunorejo, Bruno. Kopi ini berbeda dengan kopi lainnya karena diberi tambahan rempah-rempah yang bisa bermanfaat bagi tubuh. 
Biji kopi dan rempah-rempah seperti jahe disangrai manual dengan wajan serta bahan bakar nya dengan kayu di dalam tungku. Setelah matang lalu ditumbuk bersama hingga menjadi bubuk. Yang bubuk halus diseduh dan yang bubuk kasar disisihkan. 
Cara minumnya dengan diseduh air panas dan bisa ditambahkan perasa manis, bisa gula jawa, gula aren, atau gula pasir.
Bisa ditemukan produknya dengan berkunjung ke lokasi atau di beberapa akun e-commerce. Harga per kemasan 50 gram sekitar Rp 10.000.


kopi-La-Rempah-Bruno


d. Kopi Pranggong

Olahan yang dimiliki oleh Pak Maino ini berlokasi di Desa Pakisarum, Kecamatan Bruno. Kopi ini berbahan dasar kopi robusta yang sudah dioleh menjadi bubuk kopi yang khas dari pegunungan Pranggong.
Bisa ditemukan produknya dengan berkunjung ke lokasi atau di beberapa akun e-commerce. Harga per kemasan 250 gram sekitar Rp 40.000.


kopi-Pranggong-Bruno



e. Kopi Giyombong

Olahan yang dimiliki oleh Pak Mispanto ini berlokasi di Desa Giyombong, Kecamatan Bruno. Kopi ini berbahan dasar kopi robusta dengan jenis single origin. 
Bisa dibeli dalam kemasan roasted beans atau biji, dan bubuk dengan kategori size grind sedang hingga kasar. Untuk jenis roastingnya menggunakan medium roast.
Bisa ditemukan produknya dengan berkunjung ke lokasi atau di beberapa akun e-commerce. Harga per kemasan 100 gram sekitar Rp 20.000.


kopi-Giyombong-Bruno



Rata-rata kopi yang ada di Bruno adalah kopi robusta yang terasa lebih pahit dan beberapa orang suka menyeduhnya dengan ditubruk saja, ditubruk air lho ya :D!
Yang tidak suka rasa pahitnya bisa ditambah aneka perasa manis bahkan susu kental manis. Aku pernah mencobanya dengan menambahkan susu cair merk apa pun tapi yang jelas jangan dipanaskan ya susunya (kecuali untuk froathing). Hasilnya seperti kopi susu (ya iyalah :D) mirip dengan coffee latte hanya tidak di latte, hehe ...
Bisa banget kopinya dibuat kreasi, bisa juga dijadikan house-blend atau kopi campuran dengan biji kopi arabika. Hal ini akan menjadikan rasanya lebih rich atau kaya sehingga krema dan espressonya bisa lebih terasa. House-blend ini dipakai kalau menggunakan mesin kopi ya, baik mesin kopi listrik atau pun rockpresso.

f. Gula Jahe

Olahan yang dimiliki oleh Pak Muh Khotib ini berlokasi di Desa Pakisarum RT. 007 / RW. 003, Kecamatan Bruno. Menyediakan 3 jenis gula jahe yakni Gula Jahe 78 Premium, Gula Jahe Repthi, dan Gula Jahe Kristal 78 Premium. Perbedaannya ada di kemasan dan kandungan jahe. 
Komposisi umumnya terdiri dari gula kelapa, gula tebu, serai, sari kulit manggis, jahe emprit. Untuk Gula Jahe 78 Premium menggunakan standar komposisinya.
Untuk Gula Jahe Repthi menggunakan jahe emprit yang lebih banyak. 
Sedangkan untuk Gula Jahe Kristal 78 Premium dikemas dengan bentuk kristal. 
Jahe emprit ini lebih pedas dari jenis jahe lainnya.
Bisa ditemukan produknya dengan berkunjung ke lokasi atau di beberapa akun e-commerce. Harga per kemasan 295 gram sekitar Rp18.500.

gula-jahe-Bruno


#TIPS
Gula jahe ini bisa juga ditambahkan di kopi panas atau teh panas. Namun, bagi penikmat “rasa original untuk hal apa pun”, menyeduhnya dengan air panas saja juga sudah cukup.

g. Gula Semut Puspo

Digalakkan di Desa Puspo sebagai penunjang perekonomian warganya. Gula ini berasal dari gula aren yang diolah menjadi bentuk kristal sehingga lebih mudah dinikmati.  Rencana kedepannya juga akan ada pengolahan kolang-kalingnya serta VCO yang akan didampingi oleh Dinas UMKM setempat.


gula-semut-Puspo-Bruno

h. Lanting Brunosari 

Digalakkan di Desa Brunosari sebagai salah satu desa penghasil singkong terbanyak di Kabupaten Purworejo. Singkong ini lah yang menjadi bahan dasar camilan ringan bernama Lanting. Bentuk lanting ada beraneka ragam, tapi untuk yang dari Brunosari bentuknya oval dengan lingkaran lebih besar dari umumnya. Rasanya renyah dan gurih bawang. Pengolahannya masih menggunakan  cara tradisional tanpa bahan kimia berbahaya atau pengawet tambahan.


lanting-Brunosari




i. Nasi thiwul

Menjadi salah satu tempat penghasil singkong terbanyak di Purworejo menjadikan penduduknya lebih sering mengonsumi singkong daripada beras. 
Masyarakat setempat mengolah singkong menjadi leye. 
Bentuk leye seperti butiran kecil layaknya beras dan berwarna cokelat bening, tanpa bau, dan tahan lama. 

Yang harus diperhatikan bahwa tidak semua singkong bisa digunakan.
Ada beberapa jenis singkong yang ditanam penduduk setempat antara lain singkong jawa randu, singkong ketan, singkong jawa putih, dan singkong jawa ireng. 
Singkong jawa randu paling cocok untuk diolah menjadi leye karena hasilnya bersih dan agak kekuningan.
Singkong ketan tidak bisa diolah menjadi leye karena teksturnya, maka diolah menjadi gethuk lindri.
Singkong jawa putih dan singkong jawa ireng bisa dibuat leye tapi hasilnya kurang enak meskipun hasilnya berwarna putih.

Nasi tiwul atau leye ini cocok sebagai pengganti diet karena kandungan karbohidratnya yang kompleks dan membuat kenyang menjadi lebih lama. Pengolahanya masih manual tanpa pengawet kimia berbahaya.
Bisa didapatkan produknya dengan mengunjungi sentral UMKM Kabupaten Purworejo atau mengunjungi e-commerce. 
Harga kemasan 1.000 gram atau 1 kilogram ini dipatok dengan harga Rp 30.000.

nasi-tiwul-leye-Bruno



j. Opak Singkong

Olahan yang dimiliki oleh Pak Khoidin ini berlokasi di Desa Puspa RT. 008/RW. 003 Kecamatan Bruno. Menjadi salah satu tempat penghasil singkong terbanyak di Purworejo menjadikan penduduknya memutar cara untuk mengolahnya. 
Salah satu hasil camilan ringan lain dari singkong yakni opak dengan rasa gurih bawang dan renyah.
Bisa ditemukan produknya di lokasi atau di e-commerce. Harga per kemasan plastik ball kemasan sekitar 250 gram seharga Rp 12.000.

opak-singkong-Bruno



k. Sagon Kelapa

Olahan yang dimiliki oleh Pak Sofyan Sahuri ini berlokasi di Desa Puspa RT. 002/RW. 002 Kecamatan Bruno. Merupakan salah satu kue khas Bruno, Purworejo dengan dua varian rasa yakni rasa original dan jahe. Rasanya gurih, manis, serta wangi kelapa.
Komposisinya antara lain tepung ketan, kelapa, gula pasir, dan garam. 
Cocok untuk bersanding dengan hidangan kopi atau teh panas.
Bisa ditemukan produknya dengan pembelian di lokasi atau melalui kontak telepon. Harga kemasan kurang lebih 250 gram sekitar Rp 15.500.


kue-sagon-kelapa-Bruno


Jadi, gimana nih jalan-jalan ke wisata curug dan kuliner olahan singkong Bruno? :D
Dijamin bakal ngerasa sejuk dan adem ketika ke lokasi nih!
Apalagi setelah puas keliling-keliling liat pemandangan, pulangnya bawa oleh-oleh sekalian :D!
Semoga review daerah yang khas hari ini bisa membantu sobat Sajian Kira untuk mengagendakan jalan-jalan ke wisata curug dan kuliner olahan singkong Bruno ya :D!
Sampai juga di wisata daerah lain :D!


Sumber artikel :
https://www.pituruhnews.com/2019/03/produk-unggulan-purworejo-tampil-di.html
https://www.krjogja.com/berita-lokal/jateng/kedu/misteri-curug-gunung-putri/
https://jadwaltravel.com/curug-kyai-kate-bruno/
https://purworejokab.go.id/web/read/1540/perbaiki-sejumlah-fasilitas-puncak-khayangan-sigendol-siap-menerima-wisatawan-.html
https://www.kompasiana.com/kintangayuh/5df7a07dd541df039d651f82/puncak-khayangan-sigendol-ikon-wisata-hits-di-purworejo
https://metrojateng.com/pengembangan-gula-semut-dongkrak-perekonomian-desa-puspo/
https://www.kompasiana.com/santozaq/551f9b33813311bf199df7fe/diversifikas-pangan-belajar-dari-pola-kelembagaan-di-desa-giyombong-kecamatan-bruno-kabupaten-purworejo?page=all
https://galeriwisata.id/25-tempat-wisata-hits-di-purworejo-dan-sekitarnya/
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3722768/sigendol-puncak-khayangan-di-purworejo-yang-cantiknya-bikin-takjub
https://www.tripzilla.id/destinasi-wisata-di-purworejo/15027
https://jadwaltravel.com/puncak-sigendol-bruno/
https://www.canva.com
https://www.pinterest.com

Note : Terima kasih telah menyempatkan membaca hingga akhir. Silakan jika ingin membagi isinya dan mohon disertakan sumbernya.
Sajian Kira
Ashry Kartika | Penulis Lepas di beragam proyek

Related Posts

16 comments

  1. Wah mantap. Lengkap sekali. Aku lagi di Kebumen kebetulan, lagi stay di rumah Ibuk. Sebelum balik Tangerang pingin mampir ih ke wisata purworejo dan beli makanan khasnya. Semoga pandemi segera terkendali :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo makanan khas Purworejo yang awet lama itu lanting atau kopi-kopi single origin lokal, Mom, semoga masih ada stoknya di pusat oleh-oleh, :D
      Iya nih karena pandemi jadi nggak bisa main ke lokasinya langsung huhu :(
      btw terima kasih sudah mampir Mom Widya :D

      Delete
  2. Aku suka liatnya kak.. Indah, tapi air terjun nya tinggi banget ya, aku takut ketinggian:(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Liatnya dari bawah kak, :D ehehe.. udara di bawahnya segerrr pisan :D
      btw terima kasih sudah mampir Kak Dita :D

      Delete
  3. Puncak kayangan oh di sini rupanya.. Seliweran di timeline ig baru tahu tempatnya di Curug. Cantik pisan mbak. Btw, suamiku kayaknya cocok disini, dia pecinta kopi tubruk wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mom, sama juga kemarin-kemarin hits banget tapi beberapa waktu belakang di tutup sementara karena ppkm :'(
      Iya kopinya enak-enak mom, wangiii apalagi kopi rempahnya :D
      btw terima kasih Mom Yuni uda mampir :D

      Delete
  4. Wow, keren memang jepretan di tempat-tempat tinggi macam puncak khayangan, tapi ngeliatnya entah kenapa bikin geleng-geleng kepala, bikin lutut lemes seketika hihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak, lemes gara-gara tinggi banget ditambah treknya yang aduhayyy :D
      btw terima kasih sudah mampir Kak Ulfah :D

      Delete
  5. Aku cuma pernah ke alun-alun purworjo nya nih.. Mampir ke masjid agungnya juga.. Disana rame banget walau pandemi.. Pas ppkm gini rame juga gak ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Engga rame Mom, karena jalannya di tutup dari dua arah :D jadi yang bisa masuk hanya pejalan kaki aja :').
      Heuh.. semoga pandemi lekas berakhir yah :'D
      btw terima kasih Mom Fadmala sudah mampir :D

      Delete
  6. Awalnya Bruno aku kira ada hubungannya sama Bruno Mars. Ealah tibake akronim haha. Kreatif banget yaa mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ehehe ... plot twist yee Mom :D
      btw terima kasih sudah mampir Mom Palupi :D

      Delete
  7. Wow, ini mengangkat lokaslitas banget ya mbak hehehe ada umbi2an kripik dan camilan yang menurutku sih gak bikin enek.

    Ehm. Mupeng sekaligus kangen desa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mom, :D makanan ringan sama kopi tuh kayak saling melengkapi , ehehehe :D apalagi sambil ngerasain hawa-hawa sejuk, dingin, tenang, duh bikin nyaman dah :D
      btw terima kasih sudah mampir Mom Hamim :D

      Delete
  8. wah baru tau ada banyak kopi.. lengkap infonya purworejo mba, makasih ya barangkali nanti ada kesempatan ke sana bisa jd guide ini hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. asiaappp Mom Mya :D semoga pandeminya udah pergi ya mom jadi bisa jalan-jalan :D
      btw terima kasih Mom Mya udah mampir :D

      Delete

Post a Comment