Filosofi Nasi Berkat

Post a Comment


Aloha Sobat Sajian Kira :D! Kali ini kami akan membahas tentang filosofi nasi berkat yang dalam budaya atau adat jawa biasanya dipergunakan sebagai oleh-oleh atau hantaran setelah melaksanakan kenduren atau pengajian.

Nasi berkat ini sih isinya tidak selalu sama. Masing-masing daerah punya keunikan dalam hal mengisi isian nasi berkat ini. Yang pasti harus ada isian nasi, sayur, dan lauk pauk. Boleh juga ditambah dengan aneka jajanan pasar dan buah-buahan berukuran kecil.  Untuk wadahnya sendiri bisa berupa besek plastik, besek anyaman dari batang pohon bambu, dan bahkan pakai kardus.

Nasi berkat ini sudah menjadi tradisi turun menurun di dalam budaya jawa setelah para tamu undangan melakukan pengajian atau yasinan atau tahlilan.

Nah, kata berkat sendiri berasal dari bahasa Arab,  "Bakatun" bentuk jamak dari “barakat” yang  artinya adalah kebaikan yang bertambah terus. Si pemberi nasi berkat ini berharap agar segala hajat dan urusannya terkabul. Misal setelah acara pengajian atau tahlil 7 hari orang meninggal ya berarti si pemberi nasi berkat menginginkan doa dari para hadirin untuk mengirim doa pada si mayit dan orang-orang yang ditinggalkan, supaya senantiasa ikhlas dan si mayit husnul khotimah.

Di sisi lain, filosofi nasi berkat ini juga diartikan seperti bersedekah pada sesama, tetangga atau kerabatnya. Berbagi hidangan yang sudah matang untuk menu santapan. Tak masalah sederhana menunya hanya terdiri nasi, sayur tumis kacang panjang, dan tempe goreng serta kerupuk. Itu patut disyukuri. Hal ini dimaksudkan agar nasi berkat yang kita makan memberikan keberkahan. Baik keberkahan untuk pengirim maupun penerima. Sungguh tidak baik membuang-buang rezeki atau bahkan menolah rezeki.

Oh ya, akhir-akhir kami terkadang menemukan nasi berkat yang bentuknya aneh. Bukan maksdunya isinya yang gimana gitu, tapi ini isinya barang-barang mentah. Ya nasinya mentah alias masih berupa beras. Ada juga mie instan dengan merek tertentu beserta telur mentah dua butir. Ada juga mie instan dua bungkus beserta gula ¼ kg, teh dan atau kopi, serta minyak goreng kemasan pouch.

Menurut kami pribadi sih tidak masalah, toh si pembersi juga sudah menjalankan niatannya. Terlihat lebih ringkas dan simpel penyampiannya. Tidak perlu memasak bahan mentah, tinggal packing-packing dan anter ke kerabat atau teman.

Nasi berkat ini juga mempunya filosofi lain, yakni mengandung simbol solidaritas antar warga yang merupakan implementasi dari nilai-nilai hasthalaku.  

Hastha adalah penyebutan untuk angka delapan dalam bahasa Jawa Halus. Hasthalaku adalah delapan tingkah laku yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Jawa.  Sikap ini meliputi : 

o   Tepa Selira (tenggang rasa)

o   Lembah Manah (rendah hati)

o   Andhap Ashor (rendah hati). Lembah manah dan andhap asor memiliki arti yang sama. Diulang dua kali untuk memberikan penekanan bahwa laku ini sangat penting dalam hidup bermasyarakat.

o   Grapyak Semanak (ramah dan mudah bergaul)

o   Gotong Royong

o   Guyub Rukun (selaras dalam kebersamaan)

o   Ewuh pekewuh (rasa sungkan jika merepotkan orang lain)

o   Pangerten (pengertian). 

Selain filosofi tadi, pada intinya nasi berkat ini juga digunakan sebagai sarana menyebarkan agama Islam atau dakwah bahwa Islam senang bersedekah dan mengaji bersama. Wadah besek beserta isinya dari sederhana hingga lengkap ini dimasudkan sebagai pengaruh dari asimilasi budaya Jawa kuno. Menurut beberapa buku yang pernah kami baca, nasi berkat ini awalnya dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga, karena pada saat itu Hindu masih menjadi agama mayoritas dengan segala budaya peninggalannya yang sangat terasa di negara Indonesia, karena negara tercinta kita memegang teguh nilai toleransi.

Meski beberapa pihak pemuka agama Islam tidak memperbolehkan dan tidak mengijinkan sekaligus tentang penyelenggaraan nasi berkat ini, tapi beberapa pemuka agama dan pemuka adat telah menarik gencatan untuk hidup damai berdampingan. Jadi boleh menjalankan boleh juga tidak.

Ya itu tadi filososi nasi berkat semoga bisa mencerahkan ehe. Bilamana ditemukan sumber artikel yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, boleh memberikan kritik dan saran di kolom komentar. Terima kasih telah membaca sampai akhir.

 

Sumber :

https://catatankecilkeluarga.com/sego-berkat-menu-ndeso-yang-bikin-kangen-kampung-halaman/

https://www.tatitujiani.com/2015/02/makna-nasi-berkat-unjung-unjung.html

 

 


Note : Terima kasih telah menyempatkan membaca hingga akhir. Silakan jika ingin membagi isinya dan mohon disertakan sumbernya.
Sajian Kira
Ashry Kartika | Penulis Lepas di beragam proyek

Related Posts

Post a Comment