Fakta Sejarah Perayaan dan Permen Halloween

26 comments
Fakta-Sejarah-Perayaan-dan-Permen-Halloween


Siapa yang tak kenal Halloween? Beberapa kalangan dan negara juga turut merayakan hari tersebut. Warga negara Indonesia sebagian pun turut merayakannya lho.

Namun, Sobat Sajian Kira sudah pada tahu fakta sejarah perayaan Halloween? Atau Ada yang belum tahu Halloween itu apa dan isinya ngapain aja? Sini kami bisikin dari hasil rangkuman kami :D.

Fakta Sejarah Perayaan Halloween

Halloween atau Hallowe'en digunakan pada kisaran tahun 1785 dan berasal dari Kekristenan. Kata Hallowe'en” bermakna "malam yang dikuduskan" atau bisa juga berarti “malam suci”. Kata tersebut berasal dari sebuah bahasa kiasan di Skotlandia untuk All Hallows' Eve atau Malam Para Kudus, yakni malam sebelum Hari Raya Semua Orang Kudus) untuk "eve" itu maksudnya adalah even, lalu dipendekkan lagi menjadi e'en atau een. Seiring berkembangnya zaman dan agar mudah dilafalkan, All Hallows' Eve , menjadi Hallowe'en.

fakta-sejarah-perayaan-halloween

Perayaan Halloween dimiripkan dengan ferstival Kelt Samhain. Kelt merupakan bahasa yang digunakan di daerah Skotlandia, Irlandia, Spanyol, Northumbria di Inggris dan beberapa pulau-pulau di sekitar Eropa lainnya yang berada di antara tiga pulau besar tadi. Sedangkan Samhain merupakan hari besar di Irlandia, Skotlandia, dan Pulau Man yang berlangsung sekitar tanggal 31 Oktober hingga 1 November dengan tujuan keagamaan tadi.

Perayaan ini juga sebagai penanda akhir musim panen dan awal musim dingin. Dalam perayaan ini pula ada mitologi yang berkembang tentang waktu peralihan antara batas dunia yang kita jalani dengan dunia lain. Waktu yang berlangsung singkat ini dipahami masyarakat setempat sebagai waktu tipis yang mengakibatkan beberapa roh dan peri lebih mudah datang ke dunia kita. Meski demikian, mereka tetap menganggap Aos Si atau makhluk-makhluk tadi sebagai sosok yang ditakuti sekaligus disegani karena mereka percaya bahwa kedatangannya untuk meminta didoakan oleh umat manusia yang ada di dunia ini. 

Nah, oleh karenanya mereka memberi persembahan berupa makanan dan minuman yang diletakkan di luar seperti juga meletakkan hasil panen. Beberapa juga meyakinan bahwa yang datang juga merupakan roh dari leluhur mereka dan oleh sebab itu mereka juga menyalakan lilin-lilin disertai doa-doa. Setelah itu mereka tutup dengan acara makan, minum, dan bermain bersama.

Di negara-negara tersebut juga sudah berlangsung permainan sandiwara bisu sekaligus penyamaran dengan menggunakan kostum. Para pemainnya (biasanya usia dewasa sampai anak kecil) berjalan dari pintu rumah ke pintu rumah dengan mengenakan kostum penyamaran. Mereka juga biasanya melantunkan nyanyian untuk mendapatkan makanan.

Penyamaran dan senandungan itu dimaksudkan agar mereka mirip dengan para Aos Si sehingga tidak diganggu serta mereka akan mendapat keberuntungan. Nah, keberutungan ini dilogiskan dengan para rumah yang dikunjungi memberikan imbalan berupa makanan atau minuman.

Mereka yang berkunjung dari pintu rumah ke pintu rumah selain menggunakan kostum menyeramkan atau kostum lucu, juga menenteng lentera. Nah, lentera ini biasanya dibuat dari turnip atau mangelwurzel, semacam umbi-umbian, yang diukir dengan wajah menyeramkan dan diibaratkan sebagai roh-roh. Ada juga yang beranggapan bahwa lentera ini juga berfungsi sebagai penangkal para roh jahat. Kalau masa sekarang sering dikaitkan dengan Jack O’Latern. Seiring berjalannya waktu, lentera yang digunakan berasal dari labu kuning atau biasa disebut pumpkin atau waluh.

 

Fakta Labu Halloween

Tradisi mengukir waluh yang awalnya ada di Amerika saja itu tidak dikaitkan secara khusus sebagai bagian dari perayaan Halloween. Hal ini terjadi semata-mata akibat panen waluh yang berlimpah di waktu yang bertepatan bulan Oktober hingga November.

Seiring berkembangnya zaman, topik Halloween semakin berkembang bahkan ada seorang penyair yang dipercaya menjadi pencentus dari penambahan elemen-elemen Halloween. Dia adalah John Mayne dengan catatan berisi lelucon saat Halloween, "What fearfu' pranks ensue!" (Betapa menakutkannya lelucon-lelucon yang dibuat!).

Juga ada karya Robert Burns yang memberikan sentuhan lain sehingga terlahirlah elemen musim gugur khas Halloween seperti waluh, kelobot jagung, serta orang-orangan sawah. Sehingga dekorasi perayaan di rumah menjadi semarak. Ditambah lagi ada tema-tema seperti kematian, kejahatan, serta monster-monster yang mitos kian menambah riuh mencekam perayaan ini. Lalu warna-warna hitam, oranye, kuning, dan merah juga turut memberi kesan ngeri.

ornamen-halloween-diambil-dari-pinterest


Sayangnya, dilansir dari beberapa sumber berita terpercaya, pada malam Halloween ini juga mulai sering anak-anak muda bahkan ada juga usia yang sudah tua, yang berkelakuan kurang baik dan dengan mudahnya mengusili pemilik rumah bahkan mengancam mereka. Tradisi yang disalah gunakan. Bahkan tak jarang ada tindak kejahatan yang terjadi dengan berkedok malam Halloween.

Fakta Permen Halloween

fakta-permen-halloween

Berbagi makanan dan minuman dalam perayaan ini juga dipercaya sebagai cikal bakal tradisi trick-or-treat. Meski mereka (anak-anak kecil yang mengunjungi rumah ke rumah) akan melakukan mumming atau sandiwara bisu, tapi biasanya setelah mengetuk pintu mereka akan langsung menyapa dengan “trick-or-treat”, semacam ancaman juga sih ya.

Ada juga beberapa permainan dalam perayaan ini yang menjadi cikal bakal permen Halloween kian marak. Permainan itu adalah membenamkan apel biasa disebut dooking jika di Skotlandia. Oiya penggunaan buah apel ini diawali oleh musim panen buah apel di Amerika Utara yang melimpah.

Apel dalam jumlah banyak akan dibenamkan dalam sebuah wadah besar dan para peserta harus mengambilnya dengan menggigit. Ada juga yang menginovasikan cara mengambilnya dengan menggunakan garpu yang ditusukkan di permukaan apel. Lalu ada juga yang menginovasikan hal lain, apel ditusuk dengan kayu stik es krim lalu dilumpuri dengan cairan sirup atau saus kacang pekat.

Namun, ada beberapa sumber media yang mengatakan bahwa banyak oknum yang membuatnya menjadi lelucon mengerikan. Mereka menjebaknya, meletakkan beberapa jebakan di dalam apel yang dilumuri sirup atau saus kacang. Tak tanggung-tanggung jebakannya, yakni ada benda tajam seperti silet dan jarum. Bahkan ada yang menggantikan apel dengan bawang bombay. Pasti Sobat Sajian Kira pernah lihatkan prank-prank serupa di media dan menjadi lelucon. Miris.

 

permen-halloween

Nah, makanan yang diberikan selain kue-kue kecil tadi, terkadang juga diberikan uang. Namun, para pemilik rumah lebih menyukai memberikan permen. Hal ini juga dilandasi oleh musim yang terjadi pada bulan itu, yakni musim gugur sehingga kecenderungan untuk mengonsumsi gula lebih tinggi. Hal ini juga dibenarkan oleh sejarawan permen, Beth Kimmerle dalam websitenya.

Saat musim dingin juga masyarakat akan mencari cara untuk mengawetkan makanannya, salah satunya dengan dilapisi gula dan madu.

Lalu ada pula perayaan Candy Day yang diperingati tiap Sabtu kedua di bulan Oktober. Perayaan ini dianggap sebagai simbol persahabatan dengan memberikan permen pada orang yang ingin diberikan. Lalu sekitar tahun 1950-an nama perayaan ini berubah menjadi Sweetest Day. Hal ini juga menjadi cikal bakal maraknya permen Halloween.

Karena permen dirasa lebih ringkas dan aman saat diberikan pada peserta kunjungan Halloween yang kebanyakan adalah anak-anak kecil, maka para ibu-ibu di sana lantas memilih untuk memberikan permen dibanding barang lain.

Tak jarang pula anak-anak di sana juga membawa ember yang berukuran kecil sampai sedang dan sudah dihias sedemikian rupa agar serasi dengan kostume yang mereka kenakan. Fungsi embernya adalah sebagai tempat menampung hadiah-hadiah tadi, atau permen Halloween tadi.

 

Penutup

Pada intinya perayaan Halloween adalah budaya barat atau nonIslam. Sehingga disarankan untuk tidak mengadaptasi utuh tradisi budayanya terlebih menganggap budaya ini sebagai budaya keseharian.

Harapan kami setelah mengulas perayaan ini secara singkat, kita jadi lebih bijak dalam melihat sesuatu dalam jarak pandang luas. Memang, budaya perayaan ini mulai melegenda tapi harapannya kita pribadi, para umat muslim, mampu melihatnya dengan bijak dan memandangnya sebagai tradisi umat lain yang harus dihormati, bukan dijalani.

Sebenarnya ada beberapa tokoh yang menentang keras perayaan ini bahkan menyamakan dengan perayaan lain sejenisnya. Namun, dengan segala maaf dan rendah hati serta keterbatasan akal kami, maka tidak kami tayangkan di blog ini. Sobat Sajian Kira bisa berselancar sendiri di media perihal itu.

Karena Indonesia merupakan kesatuan dari banyak keanekaragaman, jadi kami mohon untuk bijak menanggapi, ya. Terima kasih juga untuk yang sudah membaca ulasan fakta sejarah perayaan dan permen Halloween ini sampai selesai. :D

 

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Halloween

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211029180421-262-714199/si-manis-permen-di-tengah-seramnya-Halloween

https://www.kompas.com/food/read/2020/10/31/190300475/kenapa-selalu-ada-permen-saat-hari-Halloween?page=all

https://www.pursesandplanes.com

https://www.homedepot.ca

https://www.thehouseofhoodblog.com

https://www.marthastewart.com

https://www.thebakermama.com


 

 



Note : Terima kasih telah menyempatkan membaca hingga akhir. Silakan jika ingin membagi isinya dan mohon disertakan sumbernya.
Sajian Kira
Ashry Kartika | Penulis Lepas di beragam proyek

Related Posts

26 comments

  1. Ah, jadi tahu sejarah tentang Hallowen. Kalau di budaya kita sma dengan sesajen ya mb?

    terima kasih artikelnya mb, aku juga berharap dengan tulisan mb ini kita semua lebih melek informasi. mencari tahu sesuatu dengan detail sebelum ikut-iktan trend.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ho oh Mom, betul sekali, :D
      jadi inget beberapa waktu lalu liat sesajen di perempatan jalan eheu

      Delete
  2. Aku sempat baca sekilas terkait dengan perayaan ini. Tapi baca ini jadi makin paham. That's why nggak pernah iseng ikutan juga hehe. Tapi kadang nggak sengaja liat film dimana anak kecil pakai kostum bawa keranjang buat ambil permen lucu juga wkwk. Tapi sayang makin lama disalah gunakan ya, prank yg keterlaluan itu lho :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mom, sama aku juga ngelihatnya lucu, tapi aku lebih ambil permen sama cokelatnya aja sih wkwk..

      Delete
    2. Jadi inget kemarin anakku tanya ttg Halowen ini. Untung aku lumayan stricht sama perayaan2 yg adaptasi bukan budaya Islam. Jd ak jelasin aja deh, akhirnya dia ngerti dan ga kepo lagi sama anak2 yg ngerayain :')

      Delete
    3. Iya Mom, kalau jelasin ke anak-anak kecil itu aku pribadi agak susah, ehehe

      Delete
  3. Baru nih dapet info lengkap tentang halloween. Setuju untuk bijak2 bersikap mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mom :D terima kasih sudah berkunjung Mom Rita :D

      Delete
  4. Nah kan rupanya beberapa kebiasaan dari luar itu adalah kebiasaan non islam. Untunglah ga latah ikut beginian juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Mom, aku sering banget liat ini dan dulu di kantor sempet disuruh pakai kostum begini pas kerja, haha, untung aja bisa nolak :D

      Delete
    2. Idih di kantor pun ada tradisi begini ya? Entah apa faedahnya ya, haha
      Malah bikin ribet sambil kerja pake kostum dan riasan aneh pula.

      Untung mba Asry pinter bisa menolak hihi

      Delete
  5. Karena liat konstum halowen sellau serrm auto dinotaknkepikirnyg negatif duh otakku nih gtu lho .. alarm waspadanya on mode.

    Wah aku ngeri banget sih ini kayak semacam prank ya mbak naruh silet dalam apel ya allah kan berbahya

    Betul budaya meniru pada agama islam itu disebut tasabuh. Meniru kebiasaan non muslim. Apalgi jika disimak lagi ini merupakan peryaan agama mereka ya

    Inilah pentingnya penguatan aqidah sejak dini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yupppp betul banget Mom Hamim :D nggak ngasih manfaat malah meninggalkan mudarat yak :(

      Delete
    2. sedih amat yak, dan sedihnya bertambah2 saat publik figur ikutan merayakan terus dicontoh sama ygnonton tanpa tahu asal usul peryaan itu akhirnya salh kaprah deh dianggap lumrah

      Delete
    3. betul banget Mom :(
      padahal halloween kan bukan budaya kita, budaya kita kan sambat mom, wkw :D *juskid

      Delete
  6. Dulu taunya Hallowen itu cuma pesta kostum doang atau bagi-bagi permen di permainan trick or threath. Ternyata sejarah dibelakangnya lumayan panjang juga, ya.

    Terima kasih, Mbak untuk informasi seputar Hallowen-nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Pak Yonal, terima kasih sudah berkunjung juga :D

      Delete
  7. Sebagai muslim bagaimana hukumnya merayakan halloween?
    Menurut saya haram ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yappp betul sekali Pak Dokter, sebetulnya ada hukumnya dan pernah dibahas di sebuah buku, tapi saya lupa pas cari sumber bukunya kok ngga nemu tapi kurang lebih memang diharamkan .. terima kasih sudah berkunjung Pak Dokter :D

      Delete
  8. Sejak dulu belum pernah mencari tahu secara detail tentang perayaan hallowen, hanya menerka-nerka saja. Membaca ulasan ini jadi membuka wawasan tentang fakta hallowen ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap, sama kak, saya tahu dulu cuma sekilas dan penasaran eh ternyata nemu fakta-fakta sejarah di belakangnya :D terima kasih sudah berkunjung :D

      Delete
  9. Sejarahnya ternyata seperti itu.
    Baru tahu filospis buah waluh itu.

    Ada kebiasaan yang dijadikan tradisi. Tapi sayangnya banyak yang salahgunakan.

    Tapi sepakat, sebagai masyarakat Indonesia, untuk memperingati nya perlu dipikirkan kembali.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yak tul bener banget Pak Hamdan, memperingati suatu hari besar itu harus bijak terlebih di negara kita ini kan beraneka ragam etnis dan ras :D terima kasih sudha berkunjug Pak Hamdan :D

      Delete
  10. Ternyata sejarahnya mayan panjang ya, aku selama ini tahunya kalau Halloween pasti banyak film horor di TV, hehhe.

    ReplyDelete
  11. Sepakat deh mbak, semoga para pelajar, generasi muda bangsa tidak latah mengikuti perayaan yang ia sendiri tidak tahu sejarah dan makna perayaan tersebut.

    ReplyDelete
  12. Sekedar jadi pengetahuan insyaallah oke aja. Yang tidak boleh buat kita ummat Islam adalah ikut-ikutan. Apalagi setelah tahu sejarahnya seperti ini.

    ReplyDelete

Post a Comment