Semeja dengan Seorang Kernet Armada

Post a Comment
Semeja-dengan-Seorang-Kernet-Armada


Aloha Sobat Sajian Kira :D! Kali ini kami akan mengobrol bersama seorang kernet armada. Kami akan berbagi kisah suka dan duka yang kadang luput dari media :D!

Kenalkan namanya Mas Riris dan ia bekerja sebagai kernet armada bus pariwisata selama beberapa tahun belakangan. Hingga corona merebak dan berhentilah mata pencaharian utamanya. Sore itu kami sedang bercerita di atas meja yang penuh jajanan dan kopi tak lupa udud yang wangi :D.

Ia terus bercerita soal perjuangannya pindah-pindah penyedia atau penyalur jasa bus. Dari yang pariwisata hingga yang bus ekonomi biasa. Ia mengatakan bahwa untuk mendaftar kerja sebagai kernet bus saja membutuhkan SKCK segala. Bahkan membutuhkan uang pangkal sebagai uang jaminan atas bergabungnya dengan salah satu perusahaan penyedia jasa transportasi.

Pikir kami, belum bekerja sudah ditarik uang saja. Ia menambahkan lagi tentang proses lamaran kerja tadi yang sama halnya dengan melamar pekerjaan lain. Ia mengalami juga masa orientasi kerja saat bergabung dengan agen bus. Mulai dari bersih-bersih ruang penumpang hingga harus memahami tentang bagian bus di bwah lantai yang terdiri dari roda, kabel, bagasi, dan lain sebagainya yang masih ada sangkut pautnya.

Yang jelas seorang kernet harus bisa mencuci armada, sebesar apa pun armadanya.

Saat ini ia tengah bergabung dengan trayek Surabaya-Semarang yang katanya memaka waktu perjalanan sekitar 10 jam dengan lama istiriahat hanya 1 jam saja. Waktu habis di jalan. Yang bahkan para supir dan kernet bus dilarang untuk ugal-ugalan, menyalip tanpa memperhitungkan keselamatan. Ada punishment jika melanggar yakni potongan gaji sebesar Rp 100.000. Dan ada potongan Rp 50.000 sebagai uang penjamin asuransi.

Padahal para supir, kondukter, dan kernet  bus itu mendapat gaji dari bagi hasil penjualan tiket. Saat kami tanya tentang pernah atau belum berbuat curang dengan menyelundupkan tiket–menerima sejumlah uang tarif bus per penumpang tanpa memberikan tiket pada si penumpang–dan jawabannya belum. Ya seperti kita tahu bahwa praktek seperti ini banyak terjadi di bis ekonomi. Karena kami pun sering mengalami , cung yang samaan :D!

Masih banyak cerita suka duka dari seorang kernet yang sedang belajar menjadi sopir ini. Di lain kesempatan akan kami paparkan lagi ya. :D


Note : Terima kasih telah menyempatkan membaca hingga akhir. Silakan jika ingin membagi isinya dan mohon disertakan sumbernya.
Sajian Kira
Ashry Kartika | Penulis Lepas di beragam proyek

Related Posts

Post a Comment