Jamasan Tosan Aji di Tengah Pandemi

14 comments
Jamasan-Tosan-Aji-di-Tengah-Pandemi-2



Jamasan Tosan Aji merupakan kegiatan yang dilakukan rutin setiap tahunnya. Acara ini berfokus pada kelestarian warisan budaya dengan unsur memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara pembersihan aneka koleksi pusaka dari Musem Tosan Aji yang telah berdiri puluhan tahun lamanya. Tujuan acara ini digelar juga sebagai pembersihan diri agar lekas terbebas dari pandemi.

1. Sekilas tentang Musem Tosan Aji


Pemerintah Kabupaten Purworejo telah memberikan sekilas info mengenai Museum Tosan Aji melalui kanal lamannya. 

Tosan aji merupakan salah satu hasil budaya bangsa pada masa perundagian sebagai warisan nenek moyang yang menunjukkan salah satu identitas budaya bangsa sampai kepada kita sekarang. Museum Tosan Aji diprakarsai pendiriannya oleh Menteri  Dalam Negeri Soepardjo Rustam dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ismail pada 13 April 1987 berlokasi pada waktu itu di Pendopo Kawedanan Kutoarjo. Namun, beberapa tahun kemudian dipindah ke Purworejo pada tanggal 10 Juni 2001. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mewujudkan lokasi terpadu beberapa bangunan bersejarah, seperti Masjid Agung Darul Muttaqin di sebelah barat alun-alun dengan Bedug Pendowonya terbesar di Indonesia, dan Museum Tosan Aji sendiri di sebelah selatan.

Pada awal diresmikan tanggal 13 April 1987, Museum Tosan Aji berlokasi di Pendopo Kawedanan Kutoarjo. Kemudian sebagai upaya mewujudkan lokasi terpadu beberapa bangunan bersejarah, museum ini dipindahkan ke Purworejo pada tanggal 10 Juni 2001 menempati bangunan bekas Pengadilan pada masa Belanda, berdampingan dengan Masjid Agung Darul Muttaqin di sebelah barat alun-alun sementara Museum Tosan Aji di sebelah selatan.

Sekarang Museum Tosan Aji menempati bangunan bekas Pengadilan pada masa Belanda. Di Museum ini tidak hanya menyimpan benda-benda koleksi tosan aji seperti keris, pedang, cundrik, tombak dan lain-lain. Namun pada perkembangannya banyaknya benda cagar budaya lainnya seperti patung, prasasti, yoni, lingga, lumpang, batu pipisan, guci, batu gong, menhir dan lain-lain.

Koleksi tosan aji yang disimpan terdapat yang berasal dari masa Kerajaan Majapahit. Sementara benda cagar budaya berasal dari masa pra sejarah maupun masa klasik. Di museum juga terdapat gamelan kuno kyai Cokronagoro yang merupakan hadiah dari Sri Susuhunan Pakubuwono VI kepada Bupati Purworejo I, Cokronagoro I. Dan koleksinya hingga saat ini berjumlah kurang lebih sekitar 1.159 bilah.

(Dikutip dari sumber tersebut.)

2. Jamasan Tosan Aji di Tengah Pandemi

Jamasan-Tosan-Aji-di-Tengah-Pandemi


Pandemi yang berlangsung dari tahun 2019 hingga tahun 2021 ini tak mengurungkan niatan para pemuka pemerintah Kabupaten Purworjeo untuk terus melestarikan warisan budaya, salah satunya melalui jamasan Tosan Aji.
Jamasan sendiri artinya pembersihan, penyucian.
Pusaka sendiri artinya barang-barang yang dimaksudkan atau dipercaya memiliki kekuatan tertentu atau magis.

Jamasan Tosan Aji merupakan ritual untuk membersihkan setiap benda pusaka atau koleksi musem Tosan Aji pada waktu tertentu. Biasanya dilakukan di bulan Muharram atau Sura.  Meski daerah Kabupaten Purworejo sedang dilanda pandemi Covid-19, tidak mengurungkan niatan para penggiat budaya dan pemerintah Kabupaten Puworejo untuk tetap menggelar jamasan.

Banyaknya koleksi yang dimiliki Museum Tosan Aji kurang lebih ada 1.159 koleksi dengan beragam bentuk dan rata-rata usianya sudah mencapai ratusan tahun. Sangat banyak bukan? Dan tentunya patut dilestarikan setiap koleksi yang ada.

Dikarenakan tahun ini kegiatan jamasan dibatasi oleh waktu dan tempat, maka kegiatan tersebut dilakukan terpisah selama beberapa hari.

Serba–serbi selama berlangsungnya acara :
o Jamasan ini dilaksanakan dengan adat Jawa Tengah khususnya Purworejo.
o Prosesi ini murni mengguanakan bahasa krama inggil. Disarankan untuk menonton videonya juga, tidak hanya audionya saja karena beberapa bahasa kramanya asing terdengar karena saking alusnya. Subtittle tidak tersedia ya :D.
o Pakaian yang dikenakan juga menggunakan adat Jawa Tengah.
o Pembawa acara juga sebagai sinden (penyanyi dengan cengkok dan bahasa jawa alus) saat mengiringi prosesi dengan iringan musik karawitan langsung.
o Setiap bahan untuk jamasan memiliki artinya sendiri seperti jebat yang dimaksud adalah simbolis cairan wewangian semacam kasturi. 
Bunga setaman yang harum dimaksudkan sebagai simbolis yang memberikan keharuman nama dengan bangsa yang luhur sehingga menjadi kesatuan warisan budaya yang sempurna.
Air kelapa muda murni yang dimaksudkan sebagai air suci pembersih diri saat ingin bertemu dengan Sang Pecipta. 
Dupa sebagai simbolis persembahan pada Pemilik Alam Semesta beserta isinya. 
o Keselurahan kontributor acara atau peserta dalam prosesi ini merupakan para karyawan dan karyawati Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kabputen Purworejo  


Tahapan Prosesi Jamasan Tosan Aji

Jamasan-Tosan-Aji-di-Tengah-Pandemi-3

Jamasan-Tosan-Aji-di-Tengah-Pandemi-4


a. Prosesi Pembukaan 
Pada pembukaan dimulai dengan tarian, salah satu kesenian tradisional yang mengalami perkembangan untuk digunakan dalam beragam prosesi, seperti tari pengawal ini yang sebenarnya menunjukkan tarian sedang berlatih perang. Tarian ini berasal dari Kecamatan Pituruh, salah satu Kabupaten di Purworejo. Tarian ini juga tentang keprajuritan sebagai pengawal sehingga dipilihlah sebagai tarian mengawal prosesi jamasan.

b. Penjemputan Bupati Purworejo sebagai Kepala Pemerintahan Kabupaten

c. Penyerahanan Pusaka Aneka Koleksi dari Bupati Purworejo ke Juru Jamas

d. Prosesi Jamasan Pusaka yang dilakukan oleh Juru Jamas dengan iringan nyanyian dari sinden
Ada lima pusaka peninggalan Bupati Purworejo RAA Cokronegoro I yang dijamas dalam ritual utama tersebut.  Ada keris Panji Sekar luk (lekuk) 9 dan keris Pasopati yang keduanya mengandung makna kesatria untuk membunuh angkara murka. Kemudian tombak Cacing Kanil dengan pamor Singkir yang diharapkan bisa menyingkirkan permasalahan dan penyakit termasuk COVID-19. Sedangkan pusaka keempat yang dijamas adalah keris Jangkung milik Bupati Purworejo, Agus Bastian, dengan harapan ke depannya Purworejo bisa lebih maju, seahat dan sejahtera. Ribuan pusaka lain telah dijamas secara bertahap pada beberapa waktu sebelumnya. Prosesi pembersihan pusaka juga akan diteruskan hingga bulan Suro berakhir.

e. Penyerahanan Kenang-Kenangan yang Diwakili oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo

Jamasan-Tosan-Aji-di-Tengah-Pandemi-5



Nah itulah sedikit cerita tentang jamasan Tosan Aji yang disiarkan secara virtual melalui youtube selama kurang lebih 1,5 jam. Siaran tersebut berlangsung pada tanggal 29 dan 31 Agustus kemarin. Semoga dengan menyaksikan jamasan Tosan Aji  ini, para masyarakat Purworejo khususnya menjadi lebih peduli pada warisan budaya serta ada harapan semoga pandemi segera berakhir. Tentunya agar para aspek wisata baik dari Kabupaten Purworejo sendiri maupun dari seluruh pelosok dunia bisa segera pulih  aamiin.


Sumber :
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5698738/tradisi-suran-museum-tosan-aji-purworejo-jamasan-koleksi-pusaka
https://purworejonews.com/termasuk-keris-jangkung-milik-agus-bastian-pusaka-koleksi-museum-tosan-aji-dijamas/
https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-04979468/pusaka-koleksi-tosan-aji-dijamasi-diyakini-bisa-mengusir-wabah-corona?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Tosan_Aji
https://jatengprov.go.id/beritadaerah/gelar-edukasi-budaya-jamasan-tosan-aji-disiarkan-lewat-kanal-instagram/
https://www.youtube.com/watch?v=7YH9Cby_N-I&t=17s

Note : Terima kasih telah menyempatkan membaca hingga akhir. Silakan jika ingin membagi isinya dan mohon disertakan sumbernya.
Sajian Kira
Ashry Kartika | Penulis Lepas di beragam proyek

Related Posts

14 comments

  1. Ritual memandikan pusaka ini terbuka untuk umum ya mb? Kalau iya berarti berpotensi jadi destinasi wisata ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya pak untuk umum, sayangnya karena pandemi jadi harus dibatasi :')
      btw terima kasih sudah mampir Pak Sugianto :D

      Delete
  2. Wah, baru tahu di Purworejo ada museum begini Mbak. Dulu pernah mau ke Purworejo pas ada acara di Ponpes Berjan An Nawawi. eh, pas mau sidang tugas akhir, hehehe. Makasih infonya, Mbak. Barangkali nanti kapan-kapan bisa jalan-jalan ke sana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hayuk Kak Naqi :D ehehe
      btw terima kasih sudah mampir Kak Naqi :D

      Delete
  3. wah anak blogspedia 2 ya mbak? salam kenal ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ni kak :D baru otw menuju kelulusan :'D salam kenal juga Kak Nimas :D

      Delete
  4. Unik ya ada tradisi jamasan tosan aji ini, sungguh ku baru tau ada istilah begini. Ini seperti melestarikan budaya bangsa ya kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mom, kalau di Jawa gitu banyak banget rentetan budayanya :D Di Sumatera juga ada Mom, tapi aku lupa apa aja :D tau juga cuka Medan ahaha :D
      terima kasih sudah mampir Mom Yunita :D

      Delete
  5. Replies
    1. eheh, Iya Kak Devarisma, terima kasih sudah berkunjung Kak :D

      Delete
  6. Replies
    1. Ehehe kenapa kak :D? terima kasih ya sudah berkunjung di laman sajiankira.com :D

      Delete
  7. jujur baru tahu lho, aku mb. kalau tidak pandemi pasti banyak wisatawan ya, mb. terima kasih infonya ya. jadi pengetahuan baru buat aku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak terlalu banyak tapi pasti ada Mom, :'D
      ehe, iya Mom Sendy terima kasih juga sudah mampir :D

      Delete

Post a Comment